Sabtu, 02 Januari 2016

Makalah Filsapat Antara Akal Dan Tuhan


BAB : I
PENDAHULUAN
            Pengertian filsapat antara satu ahli filsapat atau filsuf dan ahli filsapat lainnya selalu berbeda-beda dan hampir sama banyaknya dengan pilsapat itu sendiri. Namun demikian pengertian pilsapat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan terminology.
Secara etimologi filsapat berasal dari bahasa Yunani yang tersusun dari dua kata, yaitu fhilos dan Sophia. Fhilos yang berarti senang, gemar atau cinta, sedangkan Sophia dapat diartikan sebagai kebijaksanaan. Dengan begitu filsapat diartikan sebagai suatu kecintaan kepada kebijaksanaan.[1]
Pengertian terminology adalah arti yang dikandung oleh istilah atau kata filsapat itu sendiri. Pengertian yang dikemukakan oleh ahli tidak sama dengan pandangan para ahli lainnya. Menurut Plato, filsapat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan pendapat Aristoteles, filsapat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika ( filsapat keindahan ).
Dalam makalah ini saya akan menulis tentang fungsi-fungsi filsapat dalam kehidupan masyarakat.


Medan, 22 Desember 2015
     Penulis

         Nurma Waddah L
BAB : II
PEMBAHASAN
A.     Pengrtian filsafat
            Filsapat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan secara menyeluruh, filsapat mencoba menggabungkan berapa kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten. Para filsuf berkeinginan meninjau kehidupan bukan dari sudut pandang yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh seorang ahli ilmuwan, melainkan dengan pandangan yang menyeluruh terhadap kehidupan sebagai suatu totalitas. [2]
            Banyak orang mempertanyakan essensi dari filsafat itu sendiri. Apakah hanya sekumpulan teori-teori dari pemikir-pemikir yang selalu memikirkan apa itu hidup ? apa itu dasar dari kehidupan dunia dan setelahnya ? apa fungsi filsafat dalam kehidupan masyarakat ?. Dari beberapa buku yang saya baca dan yang saya pelajari di kampus, filsafat bukanlah omong kosong mengenai pemikiran panjang dan berbelit mengenai kehidupan. Filsafat menggali akar dari sebuah permasalahan . Dengan filsafat, kita diajarkan untuk arif dan bijaksana dalam menjalani hidup dalam mendalami makna dan essensi dari hidup yang kita jalani.
            Filsafat tidak hanya dibutuhkan dalam menggali kebenaran suatu ilmu, tetapi filsafat juga berkaitan erat atau memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat. Dalam hubungan bermasyarakat kita tentu tidak bisa lari dari mengalami berbagai problem-problem dalam kehidupan, baik dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga, individu, teman-teman, dan kelompok lainnya. Dalam kehidupan bermasyarakat dengan filsafat kita bisa bergaul dengan benar dan disenangi banyak orang, salah satunya kita harus memiliki etika.
            Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang fungsi filsafat dalam kehidupan masyarakat. Fungsi ialah kegunaan atau manpaat.[3]
Fungsi filsafat adalah sebagai alat mencari kebenaran dari segala penomena yang ada, memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup, pandangan tentang dunia, memberikan ajaran moral, dan etika yang berguna dalam kehidupan[4]. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali manpaat filsafat yang bisa dipetik.
B.      Pungsi Filsafat Dalam Kehidupan Masyarakat
1.      Kebudayaan
Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang menjadi sumber utama dari berbagai ilmu di dunia pendidikan dan filsafat juga disebut dengan induknya ilmu. Manusia adalah makhluk yang berpengetahuan dan berakal.
Filsafat merupakan salah satu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, maka dapat dikatakan bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan manusia secara logis dan tentang objek-objek yang abstrak.
Manusia dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan kehidupan yang banyak sekali. Adanya kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, menurut Ashley Montagu “ Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya “.[5]
 Kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan. Kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu umtuk membina kepribadiaan manusia agar lebih kreatif dan produktif, yakni mampu menciptakan kebudayaan yang baik dan bisa mengangkat harkat martabat manusia. Dengan adanya filsafat kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia  terhadap lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran yaitu :
Ø  Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok
Ø  Sebagai pembimbing kehidupan menjadi kehidupan yang lebih baik
Ø  Petunjuk-petumjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berprilaku dalam kehidupan.
Hubungan filsafat dan kebudayaan adalah filsafat sebagai cara atau metode berpikir sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa. Sedangkan kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa, dan sikap hidup serta pandangan hidup Kebudayaan berpangkal pada manusia, maka yang menentukan kebudayaan adalah filsafat. Dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan bermasyarakat manusia tidaklah lepas dari kebudayaan.
Maka dengan berpikir secara filsafat, kebudayaan dapat mengangkat harkat martabat  manusia lebih tinggi lagi.
2.      Akal atau berpikir
Berpikir  secara filsafat berarti berpikir menggunakan akal atau logika. Manusia diberi kelebihan yaitu berupa akal , dan akal merupakan pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Akal manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus diterima dan mana yang harus ditolak.
Harus diakui bahwa akal merupakan substansi sangat penting yang terdapat dalam diri manusia sebagai cahaya ( nur ) dalam hati manusia. Cahaya ini, menurut Al-Razy “ bahwa cahaya sumber yang langsung datang dari Allah, sebagai utusan untuk menyadarkan manusia dari kebodohannya.[6]
Berpikir secara filsafat , manusia akan lebih mudah untuk menjalani hidupnya, baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan akal manusia akan berpikir sebelum melakukan tidakan ,supaya dalam kehidupan dapat dijalani dengan aman, damai, dan sejahtera.
3.      Filsafat dapat menyelesaikan suatu masalah dalam kehidupan masyarakat
Konflik atau suatu masalah itu senantiasa akan selalu menghiasi kehidupan sehari-hari, apalagi dalam kehidupan bermasyarakat, dalam arti kata kehidupan ini tidak lepas dari namanya konflik.
Filsafat membawa keterlibatan dalam memecahkan berbagai macam persoalan, baik persoalan pada diri sendiri maupun persoalan orang lain, Filsafat dapat mengubah pemikiran masyarakat yang dangkal menjadi tidak dangkal dan luas serta kaya akan warna. Berfilsafat juga membawa masyarakat  melihat sesuatu  dengan sudut pandang yang luas dan berbeda.
            Orang yang berpikir dengan filsafat ia meyakini bahwa semua masalah yang dihadapinya, masyarakat pasti ada jalan keluarnya. Sebagaimana dalam Al-Quran Allah berfiman :
Artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.[7]
            Filsafat akan membuka cakrawala berpikir masyarakat yang baru, ide-ide yang kreatif dalam memecahkan setiap dari persoalan, lewat penalaran secara logis, tindakan dan pemikiran yang koheren, juga penilaian argumen dan asumsi secara kritis.
4.      Filsafat mengajarkan etika, moral ataupun akhlak dalam kehidupan bermasyarakat
Etika berasal dari istilah etik, istilah ini berasal dari bahasa Greek yang mengandung arti kebiasaan atau cara hidup. Etika sering diidentikan dengan moral ( moralitas ). Namun, walaupun sama-sama terkait dengan baik dan buruk tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian.
Islam tidak mengenal etika kecuali kata akhlak. Tetapi dalam filsafat bahwa etika adalah perbuatan yang tertinggi untuk mengukur atau menilai baik atau buruknya suatu perbuatan, menilai etika itu menggunakan akal. Etika bertujuan untuk mencapai ketenangan jiwa.
Ahmad Amin menjelaskan, bahwa akhlak adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk,  menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.[8]
Dalam kehidupan kita dituntut untuk berakhlak atau beretika, dalam bergaul dengan masyarakat etika adalah sebagai cerminan dari diri kita. Dengan etika kita dapat bergaul dengan lingkungan dengan mudah serta dapat menjadi contoh di tengah-tengah masyarakat.
Filsafat mengajarkan kepada kita tentang etika dan moral, pembelajaran etika dan moral ini dapat diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan. Etika tidak hanya bersangkutan sebagai perseorangan saja, tetapi disamping membicarakan kualitas etis perorangan, etika juga membicarakan hubungan pribadi manusia dengan lingkungannya seperti hubungan dengan orang lain.
5.      Filsafat meraih kebijakan dalam hidup, termsuk didalam masyarakat
Berpikir filsafat menjadi ciri orang beradap atau madani ,dalam arti kata jika manusia berfilsafat maka kondisi hidup dalam bermasyarakat bisa menjadi masyarakat madani ( masyarakatnya hidup aman, damai, saling bertoleransi, atau seperti pola hidupnya masa Rasulullah saw). Filsafat meraih kebijakan hidup adalah orang yang mencoba menggunakan akal budinya untuk memecahkan problem-problem dalam kehidupan.
Dalam perilaku hidup yang gemar berpikir filsafat selalu penuh dengan rasa ingin tahu. Setiap detik manusia pasti berpikir ketika dia sadar diri dari kebodohannya. Berpikir filsafat tentu berbeda dengan berpikir yang lain, berpikir filsafat kuncinya adalah untuk meraih kebijakan hidup dalam arti kata orang yang suka berpikir secara filsafat berarti orang tersebut suka dengan kebijaksanaan. Dalam kehidupan masyarakat harus memiliki kebijakan apalagi dalam hal memutuskan suatu perkara yang terjadi di masyarakat tersebut.
6.      Filsafat juga mengajarkan kepada kita untuk mengerti tentang diri sendiri, lingkungan bermasyarakat serta semua kehidupan dalam dunia ini
Dan masih banyak lagi pungsi-pungsi filsafat dalam kehidupan masyarakat yang bisa kita pelajari. Perlu diingat berpikir secara filsafat itu ada dua kategori, yakni berpikir filsafat ala Barat dan berpikir filsafat ala Islam.
Pokok dari filsafat adalah bagaimana agar manusia dalam hidupnya bahagia. Filsafat  memberikan pedoman hidup bagi manusia, pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya dengan masyarakat.
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang berorientasi pada berpikir atau menggunakan akal yang telah diberikan Allah swt kepada hambanya yang bernama manusia. Filsafat merupakan suatu ilmu, dimana ilmu tersebut harus berdasarkan agama. Sebagaimana dikatakan oleh Albert Einsten “Ilmu tanpa agama adalah buta, sedangkan Agama tanpa ilmu adalah lumpuh ”.[9]
Dengan filsafat manusia dapat memiliki pemikiran yang cerdas dan ide-ide segar untuk membangun hubungan dalam Masyarakat, Nusa dan Bangsa dengan lebih baik lagi.


                                                                                               






BAB : III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Seseorang secara benar memahami filsafat sebagai salah satu ilmu berarti seseorang tersebut mampu mengetahui pungsi dan filsafah hidup yang dapat membenarkan dampak secara langsung untuk pembenaran dalam kehidupan kita sehari-hari.
            Banyak orang atau para mahasiswa mengatakan apa penting kita mempelajari filsafat ???  jawabannya tentu penting. Karena filsafat dapat mangubah pola pikir kita yang sempit menjadi pola pikir yang luas.
Dalam makalah ini kita mengetahui bahwa pentingnya filsafat tidak hanya di dalam bangku sekolah atau bangku kuliah saja. Tetapi dalam kehidupan, baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan bermasyarakat. Bahwa filsafat memiliki keterkaitan dalam masyarakat, dengan filsafat manusia mudah bergaul dengan lingkungan, memiliki etika dalam bermasyarakat, serta dapat memahami apa yang ada disekitarnya.
                                                                                                 








DAFTAR PUSTAKA
Purba, Edward dan Yusnadi. Filsafat Pendidikan. Cetakan ketiga. Medan: Unimed Prees, 2015.
Hamid, Parida. Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Surabaya: Apollo Lestari, 2012.
Endraswara, Suwardi. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: CAPS, 2015.
Suriasumantri, S. Jujun. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan kedua belas.     Jakarta: Pustaka Sinar            Harapan, 1999.
Suriasumantri, S. Jujun. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan ke-dua pululuh             empat. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2015
Zar, Sirajuddin. Filsafat Islam. Cetakan ke-lima. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012.
Rachman, Abd. Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011.
RI, Deperteman Agama. Al-Jumanatul ‘Ali Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: CV      Penerbit J-ART. 2004.
Nasution, Hasan Bakti. Filsafat Umum. Cetakan pertama. Bandung: Citapustaka Media    Perintis, 2011.


[1] .Hasan Bakti Nasution, Filsafat Umum, cet ke-1 ( Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), h.16.
[2] .Edward Purba dan Yusnadi, Filsafat Pendidikan, cet. Ke-3 ( Medan: Unimed Press, 2015 ), h.4.
[3] .Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer Lengkap ( Surabaya: Apollo Lestari, 2012 ), h.163.
[4] .Suwardi Endraswara, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: CAPS, 2015),h. 39.
[5] .Jujun S. Suriasumantri,Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, cet ke-12 ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999 ),       h. 261.
[6] .Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, cet ke-5( Jakarta: PT Rajagrapindo Persada, 2012 ), h. 121.
[7] Q.S Al-Baqarah : 288.
[8] .Abd. Rachman, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,2011), h.34.
[9] .Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, cet ke-24 ( Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 2015), H.270.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

baik dengan Pergunakan