Rabu, 12 Oktober 2016

TAFSIR TEMATIK beberapa istilah semakna dengan dakwah



PENDAHULUAN
Manusia adalah khalifah bumi yang diciptakan Allah dengan sempurna atau makhluk hidup yang paling sempurna diantara makhluk Allah yang lainnya. Manusia diciptakan dengan akal pikiran dan diberi hawa nafsu. Setiap manusia adalah seorang da’i atau pemimpin, baik bagi dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Tafsir tematik adalah mengumpulkan Al-Quran atau tafsir Al-Quran tentang tema tersebut. Dalam makalah ini kami akan mempaparkan beberapa istilah atau beberapa nama lain dari kata dakwah, seperti : tabligh, amar ma’ruf nahyi munkar, nasihat, tabsyir a tandjir, tarbiyah, dan wasiat dalam perspektif tafsir tematik.
Dengan pendekatan tafsir tematik dapat mempermudah bagi seseorang atau mahasiswa dalam memahami pengertian dakwah dan nama lain dari dakwah, berdasarkan Al-Quran dan Hadits sebagai pendukungnya.




Minggu, 25 September 2016
                                                                                                                
  Kelompok I






PEMBAHASAN
A.    Beberapa Istilah Semakna Dengan Dakwah
Pengertian dakwah secara sederhananya adalah mengajak manusia kembali kejalan Allah swt dan mencegah kemunkaran, bahasa populernya adalah “amar ma’ruf nahyi munkar”
1.      Tabligh
Arti asal tabligh adalah menyampaikan. Dalam aktivitas dakwah tabligh berarti menyampaikan ajaran Islam kepada orang lain. Tabligh lebih bersiat pengenalan dasar tentang Islam . Pelakunya disebut dengan mubaligh, yaitu orang menyampaikan tabligh.
a.      Kata Baligh
Dalam bentuk perintah atau fi’il amar ditemukan kata baligh yang artinya sampaikanlah. Kata ini hanya ditemukan satu kali[1], yaitu pada surah al-maidah ayat 67 :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ (٦٧)
Artinya : Hai Rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak engkau kerjakan, maka engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memeliharamu dari manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.[2]
Dalam tafsir inspirasi menjelaskan bahwa sipat iri hati itulah yang menambah sikap keras kepala dan kekufuran seseorang.[3]
b.      Kata Balagh
Kata ini merupakan bentuk masdar yang disebut dalam 11 surah dan 14 ayat. Dalam tapsir Al-Misbah sesuai dengan tuntutan ayat bermakna menyampaikan. Hai itu menjadi tugas Rasul atau nabi Muhammad saw untuk menyampaikan risalah atau agama. Diantara ayat tersebut sebagai berikut :
Ø  Surah Ali Imran ayat 20, yaitu :
فَإِنْ حَاجُّوكَ فَقُلْ أَسْلَمْتُ وَجْهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ اتَّبَعَنِ وَقُلْ لِلَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالأمِّيِّينَ أَأَسْلَمْتُمْ فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلاغُ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ (٢٠)
Artinya : “Maka jika mereka mendebatmu, maka katakanlah, “ Aku menyerahkan wajahku kepada Allah dan demikian pula oarang-orang yang mengikutiku.”  Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi al-kitab dan kepada orang-orang yang ummi, “Apakah kamu telah menyerahkan diri kamu ?” Jika mereka telah menyerahkan diri, maka sesungguhnya mereka mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka keajibanmu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”

Ø  Surah Al-Maidah ayat 99, yaitu :
مَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ (٩٩)
Artinya : “Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yanng kamu sembunyikan.”
Ø  Surah Yasin ayat 17, yaitu :
وَمَا عَلَيْنَا إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ (١٧)
Artinya : “Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah dengan jelas.”
Rasulullah saw bersabda, yang artinya “ sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (H.R Bukhari).

2.      Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Istilah al-amr bi al-ma’ruf a al-nahyi al munkar atau yang lazim disebut dengan amar ma’ruf nahi munkar mengandung arti memerintahkan yang makruf dan mencegah dari kemungkaran.
Secara berpasangan kata tersebut berulang disebutkan dalam Al-Quran sebanyak delapan kali, dalam lima surah, yaitu dua kali pada surah Makkiyah dan tiga kali dalam Surah Madaniyah.[4]
Dalam Al-Quran istilah al-ma’ruf an nahyi munkar antara lain terdapat dalam surah Ali-Imran ayat 104, yaitu :
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٠٤)
Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.”
     Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kesempurnaan dari persaudaraan itu adalah saling mengajak kepada kebaikan dan dari kajahatan dan dosa. Umat Islam itu bersaudara, dan hidup bersaudara itu adalah nikmat yang membahagiakan.[5]
Dalam Al-Quran juga ditemukan secara terbalik, yaitu ya’muruna bi al-munkar a yanhana ‘amal ma’ruf, yaitu memerintahkan berbuat mungkar dan melarang yang ma’ruf. Hal itu merupakan aktivitas orang-orang munafik yang berbeda dengan aktivitas orang Islam, seperti yang disebutkan dalam Al-Quran surah At-Taubah ayat 67, yaitu :
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (٦٧)
Artinya : “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian mereka dari sebagian yang lainnya, mereka menyuruh yang mungkar dan melarang yang ma’ruf dan mereka menggenggam tangan mereka. Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu orang-orang yang pasik.”
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٧١)
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi yang lain, mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Ø  Kata al-amr bi al-ma’ruf
Menurut Muhammad Wafa, kata amr bermakna ucapan yang ditujukan kepada orang yang diperintahkan untuk melakukan sesuatu perkara.[6] Adapun kata ma’ruf menurut Abd Al-Jabbar adalah semua perbuatan yang pelakunya mengetahui akan kebaikannya atau sesuatu yang menunjukan kebaikan. Sedangkan munkar adalah semua perbuatan yang pelakunya mengetahui akan keburukannya atau sesuatu yang menunjukan kepada keburukan.[7]
Kata ma’ruf disebutkan dalam Al-Quran sebanyak 39 kali, 8 kali dirangkaikan atau dipasangkan dengan kata munkar, seperti yang disebutkan sebelumnya. Kata ma’ruf disebutkan secara terpisah sebanyak 31 kali, diantaranya surah An-Nisa’ ayat 5, yaitu :
وَلا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلا مَعْرُوفًا (٥)
Artinya : “Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta kamu yang dijadikan Allah untuk kamu sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian dan ucapkalah kepada mereka kata-kata yang baik.”
Ø  al-nayi’an al-munkar
Kata al-munkar disebut sebanyak 16 kali dalam Al-Quran yang terdapat dalam 10 surah. Delapan kali disebut setelah ma’ruf dan delapan kali disebut secara terpisah, antara lain surah An-Nahl ayat 90, yaitu :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (٩٠)
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
      Dalam kaitan ini, Allah swt mewmuji orang-orang yang menyeru pada kebaikan dan melarang kemunkaran dwan mencela mereka yang tidak melakukannya, seperti dalam Al-Maidah ayat 78-79, yaitu :
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (٧٨)
كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (٧٩)
Artinya : “Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Mariam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya sangat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.”
      Amar ma’ruf nahyi munkar menurut Yusup Al-Qardawi, tugas itu adalah kewajiban asasi dalam Islam, yang dengan sebab itu Allah swt memberikan kelebihan dan keutamaan kepada umat Islam dibandingkan dengan umat-umat lainnya.[8] Hal ini dipertegas lagi dalam surah Ali-Imran ayat 110, yaitu :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (١١٠)
Artinya : “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan berimanlah kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
3.      Tabyir dan Tandzir
Kata tabsyir semakna dengan kata targhib, yang berarti memberi kabar gembira bagi orang yang beriman dan beramal shaleh, seperti berita tentang janji Allah swt.  Berupa pahala dan syurga bagi orang yang beriman dan beramal shaleh.
Kebalikan dari kata tabsyir adalah tandjir yaitu menyampaikan uraian keagamaan kepada orang lain yang isinya berupa peringatan atau ancaman bagi orang-orang yang melanggar syari’at Allah swt.
Al-Quran secara tegas mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw diutus untuk membawa berita gembira dan peringatan. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surah Saba’ ayat 28, yaitu :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٢٨)
Artinya : “ Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”
Dan contoh lainnya terdapat dalam surah Yunus ayat 26, yaitu :
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٢٦)
Artinya ; “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya[686]. dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan[687]. mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.”
[686] Yang dimaksud dengan tambahannya ialah kenikmatan melihat Allah.
[687] Maksudnya: muka mereka berseri-seri dan tidak ada sedikitpun tanda kesusahan.
Terdapat beberapa jumlah ayat Al-Quran yang menyebutkan tabsyir dan tandjir, diantaranya adalah  surah Al-Isra’ ayat 105 dan Al-Baqarah ayat 119, yaitu :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (١)
Artinya : “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya,[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
[847] Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلا تُسْأَلُ عَنْ أَصْحَابِ الْجَحِيمِ (١١٩)
Artinya : “ Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.”
Dalam Al-Quran kata tabsyir dan tandjir ada yang disebut secara beririnagan dan ada yang terpisah. Jika keduanya disebut, kata basyir selalu didahulukan dari kata nadjir. Ini dapat diartikan  bahwa tabsyir harus diutamakan dari tandjir. Islam harus dihadirkan sebagai berita gembira, bukan diwujudkan sebagai ancaman. Hal ini sesuai dengan hakikat Islam sebagai agama yang mudah diamalkan serta penuh hikmah dan manfaat. Tidak ada ajaran Islam yang sulit untuk dikerjakan, kecuali penganutnya sendiri yang mempersulit. Tidak ada ajaran Islam yang menimbulkan dampak, baik terhadap individu maupun masyarakat.
Semakin mendalam ajaran Islam, semakin banyak kekaguman yang akan diperoleh. Semua keistimewaan Islam ini perlu dikemukakan agar Islam tidak dijauhi, sebagaimana pesan Rasulullah saw, dalam penuturan Abu Musa r.a ketika mengutus salah seorang sahabatnya untuk suatu tugas. Nabi Muhammad saw bersabda:
Artinya : “Berilah kabar gembira dan jangan menggelisahkannya. Berbuatlah sesuatu yang memudahkan dan jangan membuat sesuatu yang menyulitkan.”
4.      washiyah atau taushiyah
Washiyah berarti pesan atau perintah tentang sesuatu, kegiatan menyampaikan washiyah disebut taushiyah.
Dalam konteks dakwah, asiat adalah berupa pesan moral yang harus dijalankan oleh penerima wasiat. Dalam Al-Quran disebutkan adanya wasiat keagamaan para nabi kepada anak cucu serta umatnya dan wasiat Allah swt, antara lainnya sebagai berikut :
Ø  Surah Al-Baqarah ayat 131-132, yaitu :
إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (١٣١)

Artinya : “ ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".
                                                 
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٣٢)

Artinya : “Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Ø  Surah Mariam ayat 30-31, yaitu :
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا (٣٠)

Artinya : “Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi.”

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا (٣١)

Artinya: “Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.”
                             
Ø  Surah Al-Ankabut ayat 8, yaitu :
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا وَإِنْ جَاهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨)

Artinya: “ Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
            Dari beberapa ayat di atas, dapat dijelaskan bahwa wasiat dapat berarti perintah bila bersumber dari Allah swt. Perintah Allah mutlak harus dipatuhi, sementara perintah dari selain Allah swt harus dilihat terlebih dahulu kesesuaiannya dengan perintah Allah swt.
5.      Nasihat
Kata nasihat terdiri dari tiga hurup asal, yaitu nun, shad, dan ha. Dari tiga hurup itu terbentuk arti memberi nasihat, menjahit dan membersihkan. Pemberi nasihat diserupakan dengan penjahit pakaian. Ia berusaha menjaga kualitas dan memperbaiki barang yang diterimanya.
Nasihat merupakan kewajiban bagi setiap muslim agar saling menjaga kualitas keagamaan satu sama lain. Jarir bin Abdullah berkata, yang artinya: “Aku telah berjanji setia kepada Rasulullah saw, untuk mendirikan shalat, membayar zakat, dan memberi nasihat kepada setiap muslim.” (H.R. Muslim).
Kata yang berhubungan dengan nasihat dalam berbagai keturunannya disebutkan dalam Al-Quran, diantaranya dalam surah Al-A’raf ayat 62, 68, 79 dan 93, yaitu :
أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ (٦٢)
Artinya: “Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui"[550].
[550] Maksudnya: aku mengetahui hal-hal yang ghaib, yang tidak dapat diketahui hanyalah dengan jalan wahyu dari Allah.
أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ (٦٨)
Artinya: “Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasehat yang terpercaya bagimu".
فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَكِنْ لا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ (٧٩)
Artinya: “Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasehat".
فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ فَكَيْفَ آسَى عَلَى قَوْمٍ كَافِرِينَ (٩٣)
Artinya: “Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku, Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasehat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?"
      Mengapa seseorang enggan menerima nasihat ? Menurut Ibnu Qayyim Al-Jaujiah, sifat hasud adalah penyebabnya. Umat penentang nasihat para nabi bukan karena tida mengerti inti risalah yang dibawa oleh para nabi itu, melainkan karena dorongan sifat hasud dan sombong. Mereka mengetahui bahwa para nabi adalah orang yang jujur dan berbudi luhur, tetapi mereks tidsk senang dipimpin oleh nabi, terutama mereka yang memiliki golongan sosial yang tinggi. Karena ada kerusakan moral yang perlu diperbaiki, para nabi memperbaiki umat yang dipimpinnya dengan menyampaikan nasehat.
6.      Tarbiyah atau Ta’lim
Kedua istilah ini memiliki makna yang tidak jauh berbeda, keduanya secara umum diartikan dengan pendidikan dan pengajaran. Kata tarbiyah dalam kamus dapat berarti mengasuh, mendidik, memelihara, tambah dan tumbuh besar (Munawair, 1997). Dalam Al-Quran, kata tarbiyah banyak digunakan untuk masaalah riba yang artinya tambah. Hanya ada dua ayat yang diartikan mengasuh, yaitu surah Al-Isra’ ayat 24 dan surah Asy-Syu’araa’ ayat 18, yaitu :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (٢٤)

Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ (١٨)
Artinya: “Fir'aun menjawab: "Bukankah Kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) Kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama Kami beberapa tahun dari umurmu”[1078].

[1078] Nabi Musa a.s. tinggal bersama Fir'aun kurang lebih 18 tahun, sejak kecil.













KESIMPULAN
Menyampaikan sebuah ajaran Allah dan Rasuln=-Nya tidak hanya satu istilah saja, yaitu dakwah. Tetapi sangat banyak yang memiliki semakna dengan dakwah, seperti tabligh, nasihat, tabsyir a tandjir, tarbiah, wasiat, dan ‘amar ma’ruf nahyi munkar. Kata-kata ini memiliki arti yang sama, namun memiliki sedikit perbedaan.
Allah Maha Kaya lagi Maha Kuasa. Dalam kehidupan sehari-hari, Allah sudah mengaturnya dalam Kitab suci Al-Quran. Termasuk tentang kewajiban berdakwah bagi umat muslim.
Perintah tentang berdakwah, tabligh, amar ma’ruf nahyi munkar, dan lain-lainnya. sangatlah banyak di dalam Al-Quran, baik diturunkan di Makkah maupun di Madinah.















[1]. Abdullah, Ilmu Dakwah (Medan: Perdana Mulya Sarana, 2015), h. 13.
[2]. Q.S Ali-Imran: 20.
[3]. Zainal Arifin Zakaria, Tafsir Inspirasi (Medan: Duta Azhar, 2014 ),h. 125.
[4] . Abdullah, Ilmu Dakwah, h. 15.
[5].  zainal arifin Zakaria, Tafsir Inspirasi, h. 65.
[6]. Muhammad Wafa, Dillah Aamiri anahyi Filkitab Wa Sunnah (Al-Qahirah: Muhammadiyah, 1984), h. 14.
[7]. Abdullah, Ilmu Dakwah,h. 17.
[8]. Yusuf Al-Qardawi, Anatomi Masyarakat Islam (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,1993), h. 51.

1 komentar:

  1. Harrah's Atlantic City - MapyRO
    › harrahs-atlantic-city- 광주광역 출장샵 › harrahs-atlantic-city- 1 Harrahs 삼척 출장마사지 Atlantic City, NJ 08401 Directions · (609) 317-1000. Call Now · More Info. Hours, Accepts Credit Cards, Accepts Accepts 전주 출장마사지 Credit 춘천 출장마사지 Cards, Accepts 서울특별 출장샵 Credit

    BalasHapus

baik dengan Pergunakan