BAB : I
PENDAHULUAN
Pengertian filsapat
antara satu ahli filsapat atau filsuf dan ahli filsapat lainnya selalu berbeda-beda
dan hampir sama banyaknya dengan pilsapat itu sendiri. Namun demikian
pengertian pilsapat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan
terminology.
Secara etimologi filsapat berasal
dari bahasa Yunani yang tersusun dari dua kata, yaitu fhilos dan Sophia. Fhilos
yang berarti senang, gemar atau cinta, sedangkan Sophia dapat diartikan sebagai
kebijaksanaan. Dengan begitu filsapat diartikan sebagai suatu kecintaan kepada
kebijaksanaan.[1]
Pengertian terminology adalah arti
yang dikandung oleh istilah atau kata filsapat itu sendiri. Pengertian yang
dikemukakan oleh ahli tidak sama dengan pandangan para ahli lainnya. Menurut Plato,
filsapat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang
asli. Sedangkan pendapat Aristoteles, filsapat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang
meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika ( filsapat keindahan ).
Dalam makalah ini saya akan menulis
tentang fungsi-fungsi filsapat dalam kehidupan masyarakat.
Medan,
22 Desember 2015
Penulis
Nurma Waddah L
BAB : II
PEMBAHASAN
A.
Pengrtian
filsafat
Filsapat merupakan usaha untuk
memperoleh pandangan secara menyeluruh, filsapat mencoba menggabungkan berapa
kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan
dunia yang konsisten. Para filsuf berkeinginan meninjau kehidupan bukan dari
sudut pandang yang khusus sebagaimana yang dilakukan oleh seorang ahli ilmuwan,
melainkan dengan pandangan yang menyeluruh terhadap kehidupan sebagai suatu
totalitas. [2]
Banyak orang mempertanyakan essensi dari filsafat itu
sendiri. Apakah hanya sekumpulan teori-teori dari pemikir-pemikir yang selalu
memikirkan apa itu hidup ? apa itu dasar dari kehidupan dunia dan setelahnya ?
apa fungsi filsafat dalam kehidupan masyarakat ?. Dari beberapa buku yang saya
baca dan yang saya pelajari di kampus, filsafat bukanlah omong kosong mengenai
pemikiran panjang dan berbelit mengenai kehidupan. Filsafat menggali akar dari
sebuah permasalahan . Dengan filsafat, kita diajarkan untuk arif dan bijaksana
dalam menjalani hidup dalam mendalami makna dan essensi dari hidup yang kita
jalani.
Filsafat
tidak hanya dibutuhkan dalam menggali kebenaran suatu ilmu, tetapi filsafat
juga berkaitan erat atau memiliki fungsi dalam kehidupan masyarakat. Dalam
hubungan bermasyarakat kita tentu tidak bisa lari dari mengalami berbagai
problem-problem dalam kehidupan, baik dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga,
individu, teman-teman, dan kelompok lainnya. Dalam kehidupan bermasyarakat
dengan filsafat kita bisa bergaul dengan benar dan disenangi banyak orang,
salah satunya kita harus memiliki etika.
Dalam
makalah ini kami menjelaskan tentang fungsi filsafat dalam kehidupan
masyarakat. Fungsi ialah kegunaan atau manpaat.[3]
Fungsi filsafat adalah sebagai alat
mencari kebenaran dari
segala penomena yang ada, memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan
hidup, pandangan tentang dunia, memberikan ajaran moral, dan etika yang berguna
dalam kehidupan[4].
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali manpaat filsafat yang bisa dipetik.
B. Pungsi
Filsafat Dalam Kehidupan Masyarakat
1.
Kebudayaan
Filsafat merupakan salah satu
disiplin ilmu yang menjadi sumber utama dari berbagai ilmu di dunia pendidikan
dan filsafat juga disebut dengan induknya ilmu. Manusia adalah makhluk yang
berpengetahuan dan berakal.
Filsafat merupakan salah satu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, maka dapat dikatakan bahwa filsafat
adalah sejenis pengetahuan manusia secara logis dan tentang objek-objek yang
abstrak.
Manusia
dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan kehidupan yang banyak sekali. Adanya
kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai tindakan
dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, menurut Ashley Montagu
“ Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya
“.[5]
Kebudayaan adalah semua ciptaan manusia yang berlangsung
dalam kehidupan. Kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu umtuk
membina kepribadiaan manusia agar lebih kreatif dan produktif, yakni mampu
menciptakan kebudayaan yang baik dan bisa mengangkat harkat martabat manusia.
Dengan adanya filsafat kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang
akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia terhadap lingkungannya. Sehingga
kebudayaan memiliki peran yaitu :
Ø Suatu hubungan pedoman antar manusia
atau kelompok
Ø Sebagai pembimbing kehidupan menjadi
kehidupan yang lebih baik
Ø Petunjuk-petumjuk tentang bagaimana
harus bertindak dan berprilaku dalam kehidupan.
Hubungan
filsafat dan kebudayaan adalah filsafat sebagai cara atau metode berpikir
sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa. Sedangkan kebudayaan
adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa, dan
sikap hidup serta pandangan hidup Kebudayaan berpangkal pada manusia, maka yang
menentukan kebudayaan adalah filsafat. Dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan bermasyarakat
manusia tidaklah lepas dari kebudayaan.
Maka dengan berpikir secara filsafat,
kebudayaan dapat mengangkat harkat martabat
manusia lebih tinggi lagi.
2. Akal atau berpikir
Berpikir secara filsafat berarti berpikir menggunakan
akal atau logika. Manusia diberi kelebihan yaitu berupa akal , dan akal merupakan pembeda antara manusia dengan
makhluk lainnya. Akal manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, mana yang harus diterima dan mana yang harus ditolak.
Harus
diakui bahwa akal merupakan substansi sangat penting yang terdapat dalam diri
manusia sebagai cahaya ( nur ) dalam hati manusia. Cahaya ini, menurut Al-Razy
“ bahwa cahaya sumber yang langsung datang dari Allah, sebagai utusan untuk
menyadarkan manusia dari kebodohannya.[6]
Berpikir
secara filsafat , manusia akan lebih mudah untuk menjalani hidupnya, baik dalam
keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan akal manusia akan
berpikir sebelum melakukan tidakan ,supaya dalam kehidupan dapat dijalani
dengan aman, damai, dan sejahtera.
3.
Filsafat dapat menyelesaikan suatu
masalah dalam kehidupan masyarakat
Konflik
atau suatu masalah itu senantiasa akan selalu menghiasi kehidupan sehari-hari,
apalagi dalam kehidupan bermasyarakat, dalam arti kata kehidupan ini tidak
lepas dari namanya konflik.
Filsafat
membawa keterlibatan dalam memecahkan berbagai macam persoalan, baik persoalan
pada diri sendiri maupun persoalan orang lain, Filsafat dapat mengubah
pemikiran masyarakat yang dangkal menjadi tidak dangkal dan luas serta kaya
akan warna. Berfilsafat juga membawa masyarakat
melihat sesuatu dengan sudut
pandang yang luas dan berbeda.
Orang
yang berpikir dengan filsafat ia meyakini bahwa semua masalah yang dihadapinya,
masyarakat pasti ada jalan keluarnya. Sebagaimana dalam Al-Quran Allah berfiman
:
Artinya : Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.[7]
Filsafat akan membuka cakrawala
berpikir masyarakat yang baru, ide-ide yang kreatif dalam memecahkan setiap
dari persoalan, lewat penalaran secara logis, tindakan dan pemikiran yang
koheren, juga penilaian argumen dan asumsi secara kritis.
4.
Filsafat mengajarkan etika, moral
ataupun akhlak dalam kehidupan bermasyarakat
Etika
berasal dari istilah etik, istilah ini berasal dari bahasa Greek yang
mengandung arti kebiasaan atau cara hidup. Etika sering diidentikan dengan
moral ( moralitas ). Namun, walaupun sama-sama terkait dengan baik dan buruk
tindakan manusia, etika dan moral memiliki perbedaan pengertian.
Islam
tidak mengenal etika kecuali kata akhlak. Tetapi dalam filsafat bahwa etika
adalah perbuatan yang tertinggi untuk mengukur atau menilai baik atau buruknya
suatu perbuatan, menilai etika itu menggunakan akal. Etika bertujuan untuk
mencapai ketenangan jiwa.
Ahmad
Amin menjelaskan, bahwa akhlak adalah ilmu yang menjelaskan baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh sebagian manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang
harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk
melakukan apa yang harus diperbuat.[8]
Dalam
kehidupan kita dituntut untuk berakhlak atau beretika, dalam bergaul dengan
masyarakat etika adalah sebagai cerminan dari diri kita. Dengan etika kita dapat
bergaul dengan lingkungan dengan mudah serta dapat menjadi contoh di
tengah-tengah masyarakat.
Filsafat
mengajarkan kepada kita tentang etika dan moral, pembelajaran etika dan moral
ini dapat diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan. Etika tidak hanya
bersangkutan sebagai perseorangan saja, tetapi disamping membicarakan kualitas
etis perorangan, etika juga membicarakan hubungan pribadi manusia dengan
lingkungannya seperti hubungan dengan orang lain.
5.
Filsafat meraih kebijakan dalam hidup,
termsuk didalam masyarakat
Berpikir
filsafat menjadi ciri orang beradap atau madani ,dalam arti kata jika manusia
berfilsafat maka kondisi hidup dalam bermasyarakat bisa menjadi masyarakat
madani ( masyarakatnya hidup aman, damai, saling bertoleransi, atau seperti
pola hidupnya masa Rasulullah saw). Filsafat meraih kebijakan hidup adalah
orang yang mencoba menggunakan akal budinya untuk memecahkan problem-problem
dalam kehidupan.
Dalam
perilaku hidup yang gemar berpikir filsafat selalu penuh dengan rasa ingin
tahu. Setiap detik manusia pasti berpikir ketika dia sadar diri dari
kebodohannya. Berpikir filsafat tentu berbeda dengan berpikir yang lain,
berpikir filsafat kuncinya adalah untuk meraih kebijakan hidup dalam arti kata
orang yang suka berpikir secara filsafat berarti orang tersebut suka dengan
kebijaksanaan. Dalam kehidupan masyarakat harus memiliki kebijakan apalagi
dalam hal memutuskan suatu perkara yang terjadi di masyarakat tersebut.
6.
Filsafat juga mengajarkan kepada kita
untuk mengerti tentang diri sendiri, lingkungan bermasyarakat serta semua
kehidupan dalam dunia ini
Dan masih banyak lagi pungsi-pungsi filsafat dalam kehidupan masyarakat
yang bisa kita pelajari. Perlu diingat berpikir secara filsafat itu ada dua
kategori, yakni berpikir filsafat ala Barat dan berpikir filsafat ala Islam.
Pokok
dari filsafat adalah bagaimana agar manusia dalam hidupnya bahagia.
Filsafat memberikan pedoman hidup bagi
manusia, pedoman itu mengenai sesuatu yang terdapat di sekitar manusia sendiri,
seperti kedudukan dalam hubungannya dengan masyarakat.
Filsafat
merupakan ilmu pengetahuan yang berorientasi pada berpikir atau menggunakan
akal yang telah diberikan Allah swt kepada hambanya yang bernama manusia.
Filsafat merupakan suatu ilmu, dimana ilmu tersebut harus berdasarkan agama.
Sebagaimana dikatakan oleh Albert Einsten “Ilmu tanpa agama adalah buta,
sedangkan Agama tanpa ilmu adalah lumpuh ”.[9]
Dengan
filsafat manusia dapat memiliki pemikiran yang cerdas dan ide-ide segar untuk
membangun hubungan dalam Masyarakat, Nusa dan Bangsa dengan lebih baik lagi.
BAB :
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Seseorang
secara benar memahami filsafat sebagai salah satu ilmu berarti seseorang
tersebut mampu mengetahui pungsi dan filsafah hidup yang dapat membenarkan
dampak secara langsung untuk pembenaran dalam kehidupan kita sehari-hari.
Banyak orang atau para mahasiswa
mengatakan apa penting kita mempelajari filsafat ??? jawabannya tentu penting. Karena filsafat
dapat mangubah pola pikir kita yang sempit menjadi pola pikir yang luas.
Dalam makalah
ini kita mengetahui bahwa pentingnya filsafat tidak hanya di dalam bangku
sekolah atau bangku kuliah saja. Tetapi dalam kehidupan, baik dalam keluarga
maupun dalam lingkungan bermasyarakat. Bahwa filsafat memiliki keterkaitan
dalam masyarakat, dengan filsafat manusia mudah bergaul dengan lingkungan,
memiliki etika dalam bermasyarakat, serta dapat memahami apa yang ada
disekitarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Purba, Edward dan Yusnadi. Filsafat
Pendidikan. Cetakan ketiga. Medan: Unimed Prees, 2015.
Hamid, Parida. Kamus Ilmiah
Populer Lengkap. Surabaya: Apollo Lestari, 2012.
Endraswara, Suwardi. Filsafat
Ilmu. Yogyakarta: CAPS, 2015.
Suriasumantri, S. Jujun. Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan kedua belas. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1999.
Suriasumantri, S. Jujun. Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Cetakan ke-dua pululuh empat. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 2015
Zar, Sirajuddin. Filsafat
Islam. Cetakan ke-lima. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012.
Rachman, Abd. Filsafat Pendidikan
Islam.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011.
RI, Deperteman Agama.
Al-Jumanatul ‘Ali Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: CV Penerbit J-ART. 2004.
Nasution, Hasan Bakti. Filsafat
Umum. Cetakan pertama. Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011.
[1] .Hasan Bakti Nasution, Filsafat Umum,
cet ke-1 ( Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), h.16.
[2]
.Edward Purba dan Yusnadi, Filsafat
Pendidikan, cet. Ke-3 ( Medan: Unimed Press, 2015 ), h.4.
[3]
.Farida Hamid, Kamus Ilmiah Populer
Lengkap ( Surabaya: Apollo Lestari, 2012 ), h.163.
[4]
.Suwardi Endraswara, Filsafat Ilmu
(Yogyakarta: CAPS, 2015),h. 39.
[5] .Jujun S. Suriasumantri,Filsafat Ilmu
Sebuah Pengantar Populer, cet ke-12 ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999 ), h. 261.
[6] .Sirajuddin Zar, Filsafat Islam,
cet ke-5( Jakarta: PT Rajagrapindo Persada, 2012 ), h. 121.
[8] .Abd. Rachman, Filsafat Pendidikan
Islam (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,2011), h.34.
[9] .Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu
Sebuah Pengantar Populer, cet ke-24 ( Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 2015),
H.270.