Kamis, 31 Desember 2015

hasil wawancara dengan DPRD Sumut Ketua praksi PAN



Laporan Hasil Wawancara

I.                   Latar Belakang

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku mahasiswa UIN Sumatra Utara, telah melaksanakan kegiatan wawancara ini berjalan dengan baik. Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas di bida ng mata pelajaran Kewarga negaraan yang bertujuan untuk memperolehi nformasi dari narasumber. Kami  telah diberi topik “Usaha Penegakan Demokrasi Di Sumatra Utara Atas Nama Rakyat”. Oleh karena itu kami mewawancarai salah satu anggota DPRD Sumatra Utara.
Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, maka kami berharap telah memenuhi tugas Kewarganegaraan dan mendapatkan nilai yang baik serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

II.                Maksud danTujuan

1.      Memenuhi tugas Kewarganegaraan
2.      Meningkatkan solidaritas antara anggota kelompok
3.      Melatih mental dalam berbicara dengan orang yang tinggi atau pejabat
4.      Memperoleh informasi dari narasumber langsung

III.             Topik Wawancara

Usaha Penegakan Demokrasi di Sumatra Utara Atas Nama Rakyat.

IV.             Waktu dan Tempat Kegiatan

Acara ini dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal       :Senin, 28 Desember 2015.
Pukul                     : 12.10 WIB s/d selesai.
Tempat                  :Kantor DPRD Sumatra Utara, Medan.


V.                Laporan Hasil Wawancara

Narasumber           : H. Syah Afandin S.H
Pewawancara        : M. Ananda Hari Syahputra
Juru Tulis               : NurmaWaddah L
Perekam                : Nurayu Sa’adah
Juru Photo             : AdiSyahputra

v  Transkrip Hasil Wawancara

Pada hari senin, 28 Desember 2015, kami dating kekantor DPRD Sumatra Utara di daerah Jl. Benteng Medan Kota. Kami berjumpa dengan beliau pukul 12.10 wib. Pak Afandin adalah salah satu Anggota DPRD Sumatra Utara dan sebagai ketua Fraksi PAN (Partai Amanat Nasional), beliau lebih dikenal dengan sebutan bang Ondim ini sangat ramah, ketika pertama  kali berjumpa kami memberi salam dan beliau menyambut kami dengan senyuman dan serta pak Ondim tidak segan-segan minta maaf, karena kami telah lama menunggu.
Pewawancara  : Apakabar pak, kami dari mahasiswa UIN Sumatra Utara, ingin mewawancarai bapak tentang“ Penegakan Demokrasi di Sumatra Utara Atas Nama Rakyat ”.
Narasumber     : Kabar bapak sehat (dengan senyuman), oh dari UIN yang serba warna hijau yaaa (maksudnya adalah Almamater UIN). Baiklah langsung saja keintinya, karena waktu bapak hanya sebentar setelah adzan zhuhur kita selesai.
Pewawancara  : Oke pak. Bagaimana sejarah demokrasi di Sumatra Utara ???
Narasumber     : Awal mula demokrasi itu, jika dihitung dari gerak kemerdekaan terlalu panjang, kalau dari zaman reformasi itu sebenarnya jendralnya, dimana terjadinya demonstrasi hal-hal tuntutan yang bersipat perubahan yang dikenal dengan         “Reformasi” sehingga begitu rentang suatu Negara yang bangkit dari keterpurukan waktu itu, ya segala sesuatunya itu dibuka secara lebih transfaran            iyakan… akhirnya terciptalah sistem pemerintahan yang sampai hari ini masih kita jalankan. Gerakan Sumut itu sendiri terjadi Tahun 1998, sama seperti daerah lainnya di Indonesia, dimana itu gerakan serentak. Presiden Soehartolah yang pertama mengubah Indonesia menjadi lebih baik dari berbagai macam tuntutan.
Pewawancara  : Apakah di Sumut ini sudah dikatakan Demokrasi ???
Narasumber   : Belum. Sangat jauh sasarannya, maksudnya butuh kerja keras untuk menciptakan suatu pemerintahan yang bersih dan baik“ Good And Clean Governance ” Sumut            ini tentu melalui beberapa proses yaaa, baik dari reformasi di tubuh eksekutip itu sendiri maupun perubahan sistem bagaimana caranya agar birokrasi tidak          terlalu  berbelit-belit. Sehingga tidak menyulitkan untuk membangun kebangkitan  Sumatra Utara, menggalang keterbukaan ,menjalin hubungan baik dengan provinsi lain dengan otonomi daerah hari ini, sehingga bisa   menjalin hubungan baik dengan Negara lain dengaan koridor-koridor sistem pemerintahan kita hari ini.
Pewawancara  : Apakah sistem demokrasi di Sumut ini sudah dikatakan layak ???
Narasumber    : Sekarang bukan layak atau tidak layaknya, tetapi bagaimana caranya kita membenahi bangsa ini, khususnya di Provinsi Sumatra Utara. Kita data terlebih dahulu“ penyakit sosial apa yang ada dimasyarakat yang menjadi hulu permasalahan ”, sehingga Sumut ini tidak bisa bangkit.  Dengan potensialisasi yang ada pada Sumut ini, kita tidak ada alas an untuk mengatakan Sumut ini tertinggal, pada kenyataannya bahwa Sumut ini belum sesuai kontens yang ada dengan kondisi masyarakatnya. Dan saya belum melihat bahwa potensialisasi kita, seperti Danau Toba, tambang, minyak, perkebunan itu belum ada menyumbangkan hasil yang maksimal dan sistem kita ini juga masih mengajukan pada pemerintahan pusat masalah pembagian hasil, segala macam lainnya, yaitu belum ada perimbangan yang sesuai.
Pewawancara  : Menurut bapak bagaimana caranya kita menerapkan sistem demokrasi ini di Sumatra Utara ???
Narasumber     : Demokrasi yang kita maksud disini adalah bagaimana supaya masyarakat kita ini hidup sejahtera, demokrasi apapun yang diciptakan yang pada akhirnya menimbulkan keterpurukan, kemiskinan, kesempatan belajar yang rendah, ini tidak akan         menghasilkan apa-apa. Demokrasi kita hari ini masih tingkat bagaimana sebebas-bebasnya mengajukan pendapat, tapi belum mampu bagaimana sebebas-bebasnya berbuat atau menciptakan sesuatu di tengah-tengah masyarakat,             dalam arti kata hulu dan hilirnya itu belum nyambung. Nah, kita perlu satu sistem       yang bisa diciptakan bagaimanas inergitas antara program yang dilakukan pemerintah dengan kondisi masyarakat di Sumut. Kalau mungkin di Papua yang dimana pertambangannya perlu dibenahi . Dan sebagaimana yang kita ketahui bahwa legislative sendiri terbatas, dengan kemampuan Sembilan trilliun untuk mengelola Sumut itu masih terlalu sedikit. Jika dibandingkan dengan DKI Jakarta Dinas Pendidikannya saja itu Dua Puluh Tiga trilliyun, sedangkan kita seSumatra Utara semuanya di situ baru Sembilan trilliyun.
Pewawancara  : Pak, kalau disimpulkan demokrasi di Sumatra Utara dari perkembangannya itu bagaimana ???
Narasumber     : Kalau dibuat secara metrik, (1). Demokrasi di Provinsi Sumatra Utara ini masih belum sesuai dengan karakter masyarakat Sumut. (2). Perlu adanya sinergitas program yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dengan kondisi masyarakat Sumut secara utuh.
Narasumber     : Bapak bertanya“ Apakah kalian sudah ada jaminan kerja setelah tamat kuliah ”?
Sekelompok    : Belum pak (menjawab dengan serentak).
Narasumber     : Tentu belum. Demokrasi itu menjamin kelangsungan, bagaimana kelanjutan hidup ini dari jenjang SD, SMP, SMA, sampai jenjang kuliah selesai. Kemudian ada kesempatan untuk berkarya. Apakah sebagai pekerja atau sebagai mentor, seorang pemimpin, politikus, pedagang, apapun itu. Paling tidak Negara ini perhatian, itulah demokrasi sesungguhnya. Memang kesempurnaan itu tidak akan ada di waktu dekat ini, apalagi kondisi masyarakat seperti ini. Mentrinya sibuk mengurus mentri yang lain bukan mengurus pekerjaannya, itu akibat hulunya tidak diperbaiki. Seperti Calon Bupati, siapa yang punya uang banyak, senyum sana-sini mengambil hati orang lain, maka ialah yang akan menang menjadi bupati. Pemimpin sekarang tidak lagi berorientasi bagaimana ia membangun dan memperbaiki masyarakatnya. Dan tugas kalian sebagai mahasiswa yang jumlahnya banyak, itu bisa memberikan kesadaran atau penyegaran kepada masyarakat, yang dimana masyarakatnya sekarang memilih pemimpin itu dengan adanya faktorisme bukan karena ketertarikan atau visi dan misi yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Haa…waktunya sudah adzan, berarti sudah habis waktu kita.
Kelompok       : Terima kasih pak atas waktunya, sambil berjabat tangan / bersalaman.
Kami selaku anggota kelompok memohon maaf , apabila terdapat kesalahan serta kekurangan dalam laporan hasil wawancara ini. Selain untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan, semoga laporan hasil wawancara ini, dapat menjadi acuan, pertimbangan, serta motivasi dan koreksi bagi kegiatan wawancara selanjutnya.
Anggotakelompok :
Adi Syahputra, NIM.
M. Ananda Hari Syahputra, NIM. 11153035
Nurma Waddah L, NIM. 11153031
NurAyu Sa’adah, NIM. 11151445
Tubagus Rizki, NIM.

Medan, 30 Desember 2015